Plenary 3: Challenges in Managing Big Data in Health Care Setting

Oleh: Assoc. Prof Dr Nurhizam Syafie Mohd Satar

satarSesi plenary ketiga menjadi kegiatan pertama pada perhelatan hari kedua Postgraduate Forum ke-12 di Malaysia. Dr Nurhizam Syafie Mohd Satar yang berasal dari Center for Software Technology and Management (SOFTAM), Universiti Kebangsaan Malaysia merupakan seorang dosen, konsultan, dan spesialis di bidang teknologi menjadi pembicara pada sesi ini. Nurhizam membawakan topik “Challenges in Managing Big Data in Health Care Setting” yang menekankan bahwa Big Data merupakan suatu potensi besar dalam mendukung kebijakan dan program kesehatan yang tepat, namun di sisi lain aspek pengelolaannya masih sangat terbatas, khususnya di layanan kesehatan.

Menurut Dr Nurhizam, Big Data memiliki berbagai pengertian, baik dari ukuran dan bentuknya. Big Data dicontohkan sederhana dalam semenit berbagai aktivitas media sosial dapat dilakukan, baik pengiriman pesan, pencarian, update status, atau pembuatan data. Ukuran data juga memiliki level tertentu, mulai dari volume paling besar brontobyte, yottabyte, zettabyte, dan sebagainya. Sedangkan dalam pengelolaannya, Nurhizam mencontohkan seperti di Malaysia yang memiliki teknologi high-end dalam menganalisa data stream di Malaysia. Namun kapasitas sumber daya belum cukup untuk mengelolanya secara efektif. Selain itu, Big Data diperkirakan sudah mampu memprediksi situasi berbagai sektor pada 2020, seperti sektor publik, layanan kesehatan, pembiayaan, internet mobile, manufaktur, energi, dan retail. Khususnya di layanan keseatan, Big Data dianggap seperti penemuan minyak baru atau menjadi sumber yang sangat kaya.

Salah satu isu dalam data di layanan kesehatan adalah seringnya terjadi perubahan yang seharusnya dapat digunakan lebih efisien, mengoperasikan dengan efektif, dan akhirnya bisa berdampak untuk meningkatkan layanan. Big Data dan perpaduannya dengan teknologi disruptif juga akan mengasilkan ledakan data di layanan kesehatan. Dari kekhwatiran inilah teknologi dan big data mulai dibenahi dan ditingkatkan. Sebagai pengembangannya, data dan eksponennya akan dikembangkan di beberapa fokus mulai di layanan kesehatan, pasien, operasi di faskes, penelitian, presisi pengobatan, serta pendidikan kedoteran.

Terdapat sebuah cerita menarik yang terjadi di pedesaan area Malaysia, pada waktu itu seorang mahsiswa dokter tahun kedua mendapatkan pasien ibu program hamil, namun tidak mampu melakukan apa-apa karena kapasitas. Dia berinisiatif untuk membuat grup media sosial dan mengundang dokter senior dan para dosennya. Setiap informasi mengenai ibu di-update melalui grup itu, sedangkan para dokter spesialis dan dosen memberikan masukan untuk tidakan pada ibu. Akhirnya bayi dan ibu selamat dari proses persalinan yang dibantu oleh media sosial.

Tantangan sebenarnya dalam penggunaan Big Data dibagi atas tiga bagian, yaitu; teknologi, manusia, dan lingkungan. Seperti adanya regulasi yang masih menghambat, kompetensi dan skill pengguna yang masih rendah, ledakan teknologi dari luar negeri dan mengekspansi negara, isu pendanaan dan biaya, teknologi untuk Big Data sendiri, pengembangan sumber daya manusia sebagai master dalam data sains masih rendah, minimnya kolaborasi antara klinisi dan non klinisi, serta peneltian terkait IoT (teknologi) di sektor kesehatan yang sangat sedikit.

Kesimpulannya, Nurhizam menjelaskan bahwa untuk memanfaatkan power dari data untuk outcome kesehatan perlu untuk melakukan peningkatan ekspektasi, adaptasi perubahan tren, pemenuhan kebutuhan yang besar untuk layanan kesehatan nasional, serta perlunya sumber data terpercaya. Malaysia sendiri saat ini telah memiliki sistem informasi pengelolaan data kesehatan yaitu Malaysia Health Data Warehouse (MyHDW) yang melibatkan dan mengintegrasikan data kesehatan di Kementrian Kesehatan Malaysia, rumah sakit pemerintah, rumah sakit swasta, dan rumah sakit pendidikan di Malaysia

Selasa, 3 Juli 2018
Reportase oleh: Faisal Mansur (PKMK UGM)

Reportase Terkait: