Menyisir ke Pelosok dengan Nusantara Sehat

Membangun Indonesia dari pinggiran merupakan salah satu visi-misi kabinet kerja yang dipimpin oleh presiden Joko Widodo. Untuk mendukung rencana kerja yang termaksud dalam Nawa Cita poin ketiga ini, Kementerian Kesehatan merupakan pihak yang sangat berkepentingan. Oleh sebab itu, beberapa waktu lalu Kemenkes meluncurkan program Nusantara Sehat, setidaknya dengan program ini keterjangkauan hak fasilitas kesehatan masyarakat yang tersebar se-Nusantara ini dapat terjangkau oleh pemerintah pusat.

Disela-sela peluncuran program Nusantara Sehat pada Februari lalu, Menkes Nila Djuwita F. Moeloek mengatakan, program teranyar ini bertujuan untuk memperkuat pelayanan kesehatan primer untuk mewujudkan Indonesia Sehat melalui peningkatan jumlah, sebaran, komposisi, dan mutu tenaga kesehatan. Program Nusantara Sehat melibatkan sejumlah tenaga kesehatan seperti dokter, bidan, perawat, tenaga kefarmasian, tenaga kesehatan lingkungan, analis kesehatan, dan tenaga kesehatan masyarakat di dalam satu tim kerja.

Dalam program Nusantara Sehat ini, Kemenkes akan mengirim ratusan tenaga kesehatan ke daerah perbatasan di seluruh Indonesia. Mereka akan ditempatkan di 120 Puskesmas yang tersebar di 44 kabupaten di 15 provinsi. Untuk memastikan program teranyar ini berjalan dengan baik, Menkes memastikan pengiriman tim kesehatan ini tidak akan berbenturan dengan program pengiriman dokter PTT (Pegawai Tidak Tetap). Sebab kata Menkes, kedua program ini, dinilainya, akan saling melengkapi satu sama lain untuk mengisi kekosongan tenaga medis di seluruh daerah di Indonesia.

Program Nusantara Sehat, menurut Menkes, merupakan salah satu program prioritas Kemenkes untuk lima tahun ke depan. Berbasis pada tim, program ini berupaya memperkuat pelayanan kesehatan primer yang ada dengan berfokus pada tindak promotif dan preventif. "Tim ini harus pro aktif di masyarakat. Yang terpenting adalah mengubah pemikiran atau pandangan dari masyarakat agar mengerti bahwa kesehatan itu di hulu dari segala kehidupan kita," ujar Menkes.

Sejauh ini, Menkes mengakui terdapat beberapa kendala utama dalam mewujudkan layanan kesehatan yang terjangkau bagi setiap masyarakat di Indonesia. Salah satunya adalah wilayah geografis Indonesia yang luas. Hal ini juga menjadi isu diskriminatif yang terus berkembang untuk pelayanan kesehatan di daerah terpencil atau perbatasan. "Geografis NKRI ini memang sulit. Tugas kami masih berat karena kami masih berupaya memberi keadilan untuk masyarakat Indonesia," kata nya.

Seperti diketahui, wilayah terpencil dan perbatasan kerap kali kurang mendapat perhatian pemerintah pusat, termasuk dalam hal pelayanan kesehatan. Melalui program Nusantara Sehat, Menkes meyakini, permasalahan kesehatan dapat diatasi, tentu dibantu dengan dukungan dari pemerintah daerah setempat dan juga lintas kementerian terkait.

"Maka dari itu saya meminta komitmen dari para bupati dan wali kota setempat. Saya juga telah berkomunikasi dengan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat agar mendukung penyediaan sarana dan prasarana, seperti transportasi, listrik dan air bersih di lokasi yang menjadi fokus pengiriman tim ini," katanya.

Masing-masing dari puskesmas tersebut rencananya akan ditempati oleh satu tim kesehatan yang terdiri dari 9 tenaga kesehatan, yakni dokter perawat, bidan, tenaga kesehatan masyarakat, tenaga kesehatan lingkungan, ahli teknologi laboratorium medik, tenaga gizi dan tenaga kefarmasian yang berusia di bawah 30 tahun.

Ditegaskan oleh Menkes, tim program Nusantara Sehat ini adalah para tenaga profesional kesehatan dengan latar belakang medis seperti dokter, perawat, bidan, tenaga kesehatan masyarakat, tenaga kesehatan lingkungan, ahli teknologi laboratorium medik, tenaga gizi, dan tenaga kefarmasian yang berusia di bawah 30 tahun. Seperti ditetapkan oleh Menkes atas persetujuan Menteri Keuangan, tim NS akan diberi gaji/insentif sebesar 4-8 juta perbulan.

"Kami tentunya akan menjamin keselamatan tenaga kesehatan selama melakukan tugasnya dan mendukung program Nusantara Sehat ini. Selain melakukan pelatihan, kami juga akan menerbitkan izin praktek untuk tim tenaga kesehatan," kata Menkes.

Tim pertama Nusantara Sehat akan mulai bertugas pada tanggal 29 April 2015 hingga dua tahun ke depan. Proses perekrutan yang dilakukan secara online dan direct assesment menyeleksi calon berdasarkan resume, tes tertulis, wawancara tatap muka, tes psikologi, serta Focus Group Discussion (FGD) untuk menilai individu dalam dinamika kelompok. Peserta yang telah lulus seleksi akan diberi pelatihan dan pembekalan oleh Pusdiklat Aparatur Kemenkes, bekerja sama dengan Armabar, Fakultas Kedokteran UI dan RSCM, serta Puskesmas.

Pada 2015, fokus program NS direncanakan di Puskesmas kecamatan yang berbatasan langsung dengan negara tetangga baik darat dan laut di 48 kabupaten/kota pada 15 Provinsi yaitu Aceh, Sumut, Riau, Kepri, Bengkulu, NTT, Kalbar, Kaltim, Kaltara, Sulut, Salteng, Maluku Utara, Maluku, Papua, dan Papua Barat.

Pembekalan

Untuk memantapkan program Nusantara Sehat ini, Kemenkes melakukan pembekalan terhadap tenaga kesehatan angkatan 1 selama satu bulan. Pembekalan yang dimaksud antara lain, pelatihan fisik dan mental di Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK) Ciloto, Jawa Barat, dan dilanjutkan dengan pembekalan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo-FKUI, Jakarta.

Staf Khusus Menteri Kesehatan Bidang Peningkatan Kemitraan dan Pelayanana Kesehatan Primer, Kementerian Kesehatan Diah Satyani Saminarsih mengatakan, pembekalan ini diberikan agar mereka bisa bertahan di daerah tertinggal dan mengembangkan pembangunan kesehatan di daerah tersebut menjadi lebih baik.

Sebab kata Diah, tak tertutup kemungkinan, ada tenaga kesehatan yang menyerah di tengah jalan. Namun, Diah optimistis, sebanyak 143 tenaga kesehatan ini mampu melewati tantangan membangun kesehatan di daerah. Mereka merupakan tenaga kesehatan terpilih dari 6671 yang mendaftar di seluruh Indonesia. "Kalau mau jadi agen perubahan, ya harus kuat. Selama 4 minggu ke depan (pembekalan) kita pastikan mereka kuat. Melihat program Pencerahan Nusantara dulu, mereka enggak ada yang minta pulang," kata Diah.

Mereka dibekali ilmu komunikasi untuk memecahkan suatu masalah dan memperbaiki perilaku masyarakat di daerah maupun sistem pelayanan kesehatan di daerah. Mereka pun boleh saja mendesak atau mengkritisi dinas kesehatan setempat hingga kepala daerah jika ada suatu masalah di Puskesmas.

Penguatan Tenaga Kesehatan

Sementara itu, Kepala Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan (BPPSDM) Kemenkes, Usman Sumantri menjelaskan, proses rekrutmen tenaga kesehatan telah dilakukan secara online. Saat ini memasuki seleksi tahap kedua. "Cukup banyak tenaga kesehatan yang mendaftar menjadi tim Nusantara Sehat pada angkatan pertama ini," ujarnya.

Jumlah pendaftar dari seluruh Indonesia mencapai 6.671 tenaga kesehatan. Dari jumlah itu, yang lolos seleksi sebanyak 630 orang. "Sebanyak 630 orang itu dipanggil ke Jakarta untuk ikut seleksi tahap II. Nanti kita ambil yang memiliki kompetensi saja, berapapun jumlahnya," ucap Usman. Usman menjelaskan, mereka akan bekerja secara tim dengan anggota lainnya sebanyak 9 orang. Tenaga kesehatan yang menjadi tim Nusantara Sehat yaitu, dokter umum, dokter gigi, perawat, bidan, tenaga gizi, tenaga kesehatan lingkungan, ahli teknologi laboratorium medik atau analis kesehatan, tenaga kefarmasian, dan kesehatan masyarakat.

"Mereka akan ditugaskan di wilayah perbatasan selama 2 tahun," kata Usman Sumantri. Kemenkes sebenarnya menargetkan sekitar 960 tenaga kesehatan untuk disebar ke beberapa daerah di Indonesia selama 2015 ini. Sebelum diberangkatkan ke daerah, mereka akan diberi pembekalan khusus. Untuk itu, Kemenkes bekerja sama dengan TNI Angkatan Laut untuk memberikan bekal pertahanan selama di laut. Sebab, mereka akan dikirim ke daerah yang akses jalannya tidak mudah.

Melalui program Nusantara Sehat diharapkan dapat menekan angka kematian ibu dan bayi, menurunkan angka penyakit tidak menular, serta menerapkan pola hidup bersih dan sehat di masyarakat. "Program Nusantara Sehat ini penekanannya pada kegiatan promotif dan preventif. Kegiatan dilakukan secara tim dengan tenaga kesehatan lain yang ada di wilayah tersebut" kata Usman menandaskan.

sumber: http://www.gatra.com/