Kebijakan Inovatif dalam MDG 4 dan 5
yang Perlu Dikembangkan di Masa Mendatang

stef12

dr. Stevanus Bria Seran, MPH dan dr. Arida Oetami, M.Kes, yang bertindak sebagai pembicara pertama untuk tema ini. Keduanya memaparkan dampak positif dari terobosan kebijakan KIA di daerah masing-masing. Narasumber pertama, yang merupakan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTT, membahas tentang terobosan kebijakan Revolusi KIA di Nusa Tenggara Timur (NTT). Revolusi KIA berdampak pada penurunan AKI dan AKB. Per tahun 2009, AKI di NTT sebesar 272 kasus, sedangkan pada tahun 2013 (Periode Januari-Juni) AKI turun menjadi 98 kasus. AKB di NTT juga mengalami penurunan dari 1.219 kasus di tahun 2009 menjadi 713 kasus di tahun 2013 (Periode Januari-Juni). Program ini juga berhasil mendorong persalinan ibu di fasilitas kesehatan yang memadai, yang pada tahun 2009 hanya 44,98 persen persalinan di fasilitas kesehatan menjadi 84,59 persen pada tahun 2013 (periode Januari-Juni). Sebagai aspek legal, Revolusi KIA dilindungi oleh payung hukum berupa Pergub No. 42 Tahun 2009.

Pembicara kedua, yang merupakan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), membahas tentang penggunaan surveilans respon dan angka absolut di DIY. Di DIY, Surveilans KIA dijalankan dengan alur sebagai berikut: pengumpulan data melalui kohort dan atau PWS Kartini->Pengolahan data PWS KIA->Surveilans kematian ibu, bayi dan anak->validasi data, pemberian umpan balik->pengambilan kebijakan/perencanaan kegiatan. Surveilans KIA ini dirasakan lebih memudahkan dalam deteksi kasus kematian baik di fasilitas kesehatan maupun di masyarakat, memudahkan dalam pelaporan kasus kematian, pelaksanaan otopsi verbal, pelaksanaan audit dan respon segera. Terkait penggunaan angka absolut, dari pengalaman implementasi di DIY, ditemukan kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya, angka bisa diperoleh bulanan sehingga lebih mudah memantau perkembangan program. Kekurangannya, angka absolut kurang dapat dipercaya sebagai angka resmi karena ditakutkan adanya under reporting.

Sebelum sesi ditutup, telah dilakukan pembahasan materi paparan oleh empat orang pembahas, kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab yang disambut antusiasme peserta. Sesi yang dilaksanakan di ruangan Ruby hotel On The Rock ini sempat mundur 15 menit akibat dampak mundurnya jadwal sesi sebelumnya. Walaupun cukup banyak gangguan audio, acara tetap berjalan lancar dan menarik minat peserta.

Ditulis oleh drg. Puti Aulia Rahma, MPH