VI. Proses Rujukan Ibu Bersalin Kelompok B2

Kasus yang termasuk ke dalam kelompok B2 adalah kasus di mana ibu bersalin telah berada di fasilitas Puskesmas PONED atau RS PONEK 24 jam, sehingga kasus komplikasi dalam persalinan tidak perlu dirujuk karena dapat ditangani di fasilitas bersangkutan. Dalam Kelompok ini adalah :

  1. Persalinan per vaginam dengan komplikasi (Bahaya bagi bayi baru lahir(Hipotonia Uteri tanpa Anemia)

 

VI. 1 Alur Pelayanan Ibu Hamil Kelompok B2

b2

VI. 2. Detail Pelayanan umum

  1. Petugas kesehatan menerima ibu bersalin di fasilitas Puskesmas PONED atau RS PONEK 24 jam
  2. Ibu bersalin diidentifikasi mengalami komplikasi persalinan
  3. Apabila persalinan terjadi di Puskesmas PONED, maka petugas kesehatan harus dengan cepat dan tepat menentukan apakah ibu bersalin perlu segera dirujuk atau dapat ditangani di Puskesmas
  4. Saat tidak perlu dirujuk, Puskesmas PONED harus berkoordinasi dengan Dinkes Kabupaten/Kota dan RS PONEK 24 jam
  5. Dinkes Kabupaten/Kota mengkoordinasi persiapan rujukan dengan rumah sakit tujuan rujukan, termasuk persiapan transportasi, komunikasi dengan pihak rumah sakit, dan ketersediaan dana
  6. Pelayanan persalinan diberikan di fasilitas kesehatan sesuai dengan komplikasi yang ada
  7. Setelah ibu bersalin selesai dirawat, Puskesmas PONED atau RS PONEK 24 jam memulangkan ibu dan bayi
  8. Perawatan lanjutan atau postnatal care tetap diberikan sesuai jadwal
  9. Hasil perawatan dilaporkan ke Dinkes Kabupaten/Kota

 

VI. 3 Kelompok Kasus B2

Ibu-ibu bersalin yang ada kesulitan namun tidak perlu dirujuk ke RS PONEK 24 jam, dapat dilakukan di puskesmas PONED

  1. Persalinan per vaginam dengan komplikasi (Hipotonia Uteri tanpa Anemia)

     

     

    Tanda/gejala

    Klasifikasi

    Tindakan

    Rujuk ke/ Rawat di

    Sumber anggaran tindakan

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

V. Proses Rujukan Ibu Bersalin Kelompok B1

Kasus persalinan yang masuk kelompok B1 (Ibu-ibu yang dalam ANC tidak bermasalah, tetapi membutuhkan rujukan emergencyke RS PONEK 24 jam) antara lain:

  1. Perdarahan Ante Partum
  2. Perdarahan Post Partum
  3. PEB, Eklamsia
  4. Penyulit pada persalinan
  5. Infeksi (Co: Infeksi Menular Seksual, dll)
  6. Penyakit lain yang mengancam keselamatan ibu bersalin
  7. Persalinan pre-term
  8. Persalinan per vaginam melalui induksi atau stimulasi
  9. Persalinan per vaginam dengan tindakan
  10. Persalinan per vaginam dengan kondisi bayi kembar, BBLR.
  11. Grafik partograf menunjukan persalinan mendekati garis bertindak (lihat lampiran 5)

 

V.1 Alur PelayananIbu Hamil Kelompok B1

b1

V.2 Detail Pelayanan umum

  1. Petugas di sarana pelayanan kesehatan menerima ibu hamil yang akan bersalin
  2. Apabila ternyata ada penyulit pada persalinan, maka ibu bersalin dikelompokkan menjadi Kelompok B, bidan/dokter penolong pertama harus memutuskan secara cepat dan tepat untuk melakukan rujukan.
  3. Pasien / ibu bersalin yang telah didiagnosis memiliki komplikasi pada persalinan segera dipersiapkan untuk dirujuk ke rumah sakit rujukan.
  4. Rujukan harus diarahkan ke RS PONEK 24 jam yang mempunyai hot-line.
  5. Bidan menelpon atau SMS ke RS PONEK 24 jam dan Dinas Kesehatan (Hotline)
  6. Dinkes Kabupaten/Kota menerima laporan mengenai ibu bersali yang mengalami komplikasi. Kemudian Dinkes Kabupaten/Kota berkoordinasi dengan rumah sakit rujukan dalam hal ketersediaan tempat di rumah sakit rujukan, cara dan waktu pengiriman pasien rujukan, persiapan pertolongan di rumah sakit tujuan rujukan, ketersediaan dana, dan persiapan rujukan lainnya
  7. Dinkes kabupaten/kota mengkoordinasi mekanisme transportasi dan rujukan pasien ke rumah sakit tujuan
  8. Ambulans Puskesmas/RS dipergunakan untuk mengantar pasien ke RS
  9. Dilakukan persalinan rujukan emergency di RS
  10. Dirawat di RS PONEK 24 jam
  11. Setelah perawatan di RS PONEK 24 jam selesai, perawatan lanjutan atau postnatal care tetap diberikan sesuai jadwal
  12. Diantar kembali setelah selesai perawatannya, dan hasil rujukan dilaporkan kembali ke hotline Dinkes Kabupaten/kota

V.3 Kelompok Kasus B1

Prediksi Persalinan pada ANC tidak Bermasalah, Namun Pada Saat Inpartu Terjadi Masalah Yang Harus Dirujuk Ke RS PONEK

  1. Perdarahan Ante Partum

     

    Tanda/gejala

    Klasifikasi

    Tindakan

    Rujuk ke/ Rawat di

    Sumber anggaran tindakan

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

  2. Perdarahan Post Partum
    Perdarahan Post Partum (Hipotonia Uteri, Laserasi Jalan Lahir, Retensi Plasenta) 
  3. PEB , Eklamsia
  4. Penyulit pada Persalinan
  5. infeksi
  6. Penyakit lain yang mengancam keselamatan ibu bersalin
  7. Persalinan Preterm
  8. Persalinan per vaginam melalui induksi dan stimulasi
  9. Persalinan per vaginam dengan tindakan
  10. Persalinan per vaginam dengan kondisi bayi kembar

 

 

IV. Proses Rujukan Ibu Hamil Kelompok A

 
  1. Sarana Pelayanan Kesehatan membuat daftar ibu-ibu hamil dengan kasus kehamilan yang termasuk Ibu Hamil Kelompok A (Ibu-ibu yang mengalami masalah dalam kehamilan saat pemeriksaan kehamilan (ANC) dan di prediksi akan mempunyai masalah dalam persalinan yang perlu dirujuk secara terencana) antara lain :
  2. Jenis Kasus
    1. Gangguan pada kehamilan dini
      1. Abortus imminen 
      2. Abortus inkompletus dan missed abortion
      3. Mola hidatidosa
      4. Kehamilan Ektopik
    2. Hiperemesis Gravidarum
    3. Hipertensi Dalam Kehamilan
      1. Hipertensi dalam kehamilan
      2. Pre-eklamsi dan eklamsi
    4. Perdarahan Pada Trimester 3
    5. Gangguan dan penyakit lain yang memerlukan manajemen khusus
      1. Decompensatio cordis pada kehamilan
      2. Penyakit lain sebagai komplikasi kehamilan yang mengancam nyawa (seperti asma dan diabetes)
      3. Kehamilan Dengan Penyakit Penyerta (seperti tuberculosis, malaria, gizi buruk, HIV/AIDS), Anemia.
    6. Pertumbuhan janin terhambat (PJT): tinggi fundus tidak sesuai usia kehamilan
    7. Kelainan kehamilan (hubungan yang abnormal antara janin dan panggul)
      1. Gemelli
      2. Kelainan letak, posisi, DKP (Disproporsi Kepala Panggul)

IV. 1 Alur Pelayanan Ibu Hamil Kelompok A

a

IV.2 Detail Pelayanan Umum Ibu Hamil Kelompok A

  1. Sarana pelayanan kesehatan melaporkan daftar ibu-ibu dalam kelompok A ke Dinas Kesehatan melalui laporan K1-K4.
  2. Dinas Kesehatan menyerahkan data ibu-ibu kelompok A ke RS PONEK 24 jam untuk persiapan pelayanan medis sesuai pedoman pelayanan klinis (PPK) atau clinical guidelines yang dikembangkan oleh tim klinik.
  3. Dilakukan perencanaan persalinan di RS PONEK oleh tim rujukan. Pertemuan perencanaan minimal dilakukan sebulan sekali, sekaligus sebagai monitoring.
  4. Perencanaan persalinan dilakukan berdasarkan jenis penyulit yang ada di Jampersal.
  5. Dilakukan koordinasi dengan Dokter Spesialis yang memimpin rapat-rapat teknis medik di RS untuk menyiapkan tindakan kepada ibu-ibu yang akan masuk ke RS.
  6. Dinas Kesehatan menyiapkan sumber dana untuk pengelolaan ibu-ibu kelompok A ini dari berbagai sumber: APBN, APBD, dan masyarakat. Dengan demikian Dinas Kesehatan bertindak seperti travel agent yang mengelola ibu-ibu hamil bermasalah untuk sampai ke rumahsakit dan menjamin pembiayaannya.
  7. Pada hari yang ditentukan ibu-ibu yang bermasalah diantar sehingga ibu-ibu ini dapat sampai di rumahsakit dan mendapat pelayanan. Dimasyarakat perlu ada tim pengantar. Tim pengantar ini sebaiknya didanai oleh masyarakat. Bidan desa akan mengantar sampai ke rumahsakit dan melakukan serah terima.
  8. Setelah mendapat pelayanan persalinan di rumahsakit, ibu dan bayi yang selamat akan kembali ke rumah dengan pengantaran dari rumahsakit atau dijemput kembali oleh masyarakat.
  9. Dengan demikian Ibu-ibu yang termasuk ke dalam kelompok A perlu mendapat rujukan terencana, karena merupakan kasus yang telah diprediksi dapat menimbulkan komplikasi apabila ditangani di fasilitas kesehatan primer atau oleh bidan.
  10. Kelompok A dapat pula bersalin dengan normal, apabila ternyata tidak terjadi komplikasi yang telah diprediksi sebelumnya.

 

IV. 3 Kelompok Kasus A

Mengalami masalah dalam kehamilan saat di ANC dan di prediksi akan mempunyai masalah dalam persalinan yang perlu dirujuk secara terencana

  1. {showhide title="Gangguan Kehamilan dini (Abortus immnens, abortus inkompletus, missed abortion, mola hidatidosa, Kehamilan Ektopik) 
    " template="strong" changetitle="Gangguan Kehamilan dini (Abortus immnens, abortus inkompletus, missed abortion, mola hidatidosa, Kehamilan Ektopik) 
    " mousetitleistitle=true closeonclick=true titleasspan=true}

     

    Tanda/gejala

    Klasifikasi

    Tindakan

    Rujuk ke/ Rawat di

    Sumber anggaran tindakan

    TANYAKAN

    Keluhan: amenore, perdarahan, nyeri

     

    Lakukan Pemeriksaan dengan USG untuk konfirmasi diagnosis

     

     

    Konfirmasi pemeriksaan fisik dengan USG

    Hasil USG menunjukkan adanya abortus inkompletus

    KEHAMILAN EKTOPIK

    Stabilisasi Pasien

    Rujuk keRS PONEK di ...........untuk melakukan tindakan operatif

    Berkoordinasi dengan dinas kesehatan di nomor ......... untuk melakukan penjemputan terencana dan pemesanan ruangan di RS PONEK

    PONEK

    Jampersal

    Mandiri

    Konfirmasi pemeriksaan fisik dengan USG

    Hasil USG menunjukkan adanya abortus inkompletus

    ABORTUS INKOMPLETUS ; MISSED ABORTION

    Tx : analgesik

    Rujuk ke PONED untuk melakukan tindakankuretase

    PONED

    Jampersal

    Mandiri

    Konfirmasi pemeriksaan fisik dengan USG

    Hasil USG menunjukkan adanya abortus inkompletus

    MOLA HIDATIDOSA

    Tx : infus RL bila terdapat perdarahan aktif

    Rujuk ke PONED untuk melakukan tindakan kuretase

    PONED

    Jampersal

    Mandiri

     

    Konfirmasi pemeriksaan fisik dengan USG

    Hasil USG menunjukkan adanya abortus inkompletus

    ABORTUS IMMINENS

    Rujuk ke PONEK untuk melakukan tindakan kuretase

    PONED

    Jampersal

    Mandiri

    Konfirmasi pemeriksaan fisik dengan USG

    ABORTUS KOMPLETUS

     

    NON PONED

    Jampersal

    Mandiri

    {/showhide}

  2. {showhide title="Hiperemesis Gravidarum" template="strong" changetitle="Hiperemesis Gravidarum" mousetitleistitle=true closeonclick=true titleasspan=true}

     

    Tanda/gejala

    Klasifikasi

    Tindakan

    Rujuk ke/ Rawat di

    Sumber anggaran tindakan

    TANYAKAN

    Keluhan: mual dan muntah lebih dari 10 kali.

     

    Pemeriksaan klinis menunjukkan tanda dehidrasi

    HIPEREMESIS GRAVIDARUM

    Stabilisasi Pasien

    Rujuk keRS PONEK di ...........untuk melakukan pemeriksaan penunjang untuk laboratorium dan konfirmasi kondisi kehamilan

    Berkoordinasi dengan dinas kesehatan di nomor ......... untuk melakukan penjemputan terencana dan pemesanan ruangan di RS PONEK

    Tx: Terapi cairan dan tatalaksana untuk Hiperemesis

    PONEK

    Jampersal

    Mandiri

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

    {/showhide}

  3. {showhide title="Hipertensi dalam kehamilan, pre eklamsia berat, dan eklamsia" template="strong" changetitle="Hipertensi dalam kehamilan, pre eklamsia berat, dan eklamsia" mousetitleistitle=true closeonclick=true titleasspan=true}

     

    Tanda/gejala

    Klasifikasi

    Tindakan

    Rujuk ke

    / Rawat di

    Sumber anggaran tindakan

    TANYAKAN

    Keluhan: Pusing, oedem

    Pemeriksaan klinis menunjukkan Tekanan Darah lebih dari 140/90 mmHg

     

    HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN

     

    PRE EKLAMSIA BERAT

     

    DAN EKLAMSIA

    Stabilisasi kondisi pasien

    Rujuk keRS PONEK di ...........

    Berkoordinasi dengan dinas kesehatan di nomor ......... untuk melakukan penjemputan terencana dan pemesanan ruangan di RS PONEK

    Di RS PONEK dilakukan konfirmasi laboratorium dengan

    Px Lab: Proteinuria +; Fungsi hepar

    Perawatan lanjutan selama kehamilan

    PONEK

    Jampersal

    Mandiri

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

    {/showhide}

  4. {showhide title="Perdarahan pada trimester ketiga (Plasenta previa, atau solutio placenta)" template="strong" changetitle="Perdarahan pada trimester ketiga (Plasenta previa, atau solutio placenta)" mousetitleistitle=true closeonclick=true titleasspan=true}

     

    Tanda/gejala

    Klasifikasi

    Tindakan

    Rujuk ke / Rawat di

    Sumber anggaran tindakan

    TANYAKAN

    Keluhan perdarahan  trimester 3

     

    Px klinik: ada kontraksi, nyeri

     

    ABRUPSIO PLASENTA

    Stabilisasi kondisi pasien

    Rujuk keRS PONEK di ...........

    Berkoordinasi dengan dinas kesehatan di nomor ......... untuk melakukan penjemputan terencana dan pemesanan ruangan di RS PONEK

    Di RS PONEK dilakukan tindakan operatif

    PONEK

    Jampersal

    Mandiri

    Px klinik: tanpa kontraksi, ada konfirmasi USG

    PLASENTA PREVIA

    Stabilisasi kondisi pasien

    Rujuk keRS PONEK di ...........

    Berkoordinasi dengan dinas kesehatan di nomor ......... untuk melakukan penjemputan terencana dan pemesanan ruangan di RS PONEK

    Di RS PONEK dilakukan tindakan operatif

    PONEK

    Jampersal

    Mandiri

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

    {/showhide}

  5. {showhide title="Gangguan dan penyakit lain yang memerlukan manajemen khusus" template="strong" changetitle="Gangguan dan penyakit lain yang memerlukan manajemen khusus" mousetitleistitle=true closeonclick=true titleasspan=true}
    1. Decompensatio cordis pada kehamilan
    2. Penyakit lain sebagai komplikasi kehamilan yang mengancam nyawa (seperti asma dan diabetes)
    3. Kehamilan Dengan Penyakit Penyerta (seperti tuberculosis, malaria, gizi buruk, HIV/AIDS), Anemia.

     

    Tanda/gejala

    Klasifikasi

    Tindakan

    Rujuk ke/ Rawat di

    Sumber anggaran tindakan

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

    {/showhide}

  6. {showhide title="Pertumbuhan janin terhambat (PJT): tinggi fundus tidak sesuai USIA" template="strong" changetitle="Pertumbuhan janin terhambat (PJT): tinggi fundus tidak sesuai USIA" mousetitleistitle=true closeonclick=true titleasspan=true}

     

    Tanda/gejala

    Klasifikasi

    Tindakan

    Rujuk ke / Rawat di

    Sumber anggaran tindakan

    TANYAKAN

    Keluhan:kehamilan kecil, pertambahan BB kurang

    Px klinis: TFU tidak sesuai

    konfirmasi dengan USG

    PERTUMBUHAN JANIN TERHAMBAT

    Stabilisasi kondisi pasien

    Rujuk keRS PONEK di ...........

    Berkoordinasi dengan dinas kesehatan di nomor ......... untuk melakukan penjemputan terencana dan pemesanan ruangan di RS PONEK

    Di RS PONEK dilakukan perawatan untuk pertumbuhan janin terhambat untuk lanjutan selama kehamilan

    PONEK

    Jampersal

    Mandiri

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

    {/showhide}

  7. {showhide title="Kelainan kehamilan (hubungan yang abnormal antara janin dan panggul)" template="strong" changetitle="Kelainan kehamilan (hubungan yang abnormal antara janin dan panggul)" mousetitleistitle=true closeonclick=true titleasspan=true}
    1. Gemelli
    2. Kelainan letak, posisi, DKP (Disproporsi Kepala Panggul)

     

    Tanda/gejala

    Klasifikasi

    Tindakan

    Rujuk ke/ Rawat di

    Sumber anggaran tindakan

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

    {/showhide}

 

 

IV. Proses Rujukan Ibu Hamil Kelompok A

 
  1. Sarana Pelayanan Kesehatan membuat daftar ibu-ibu hamil dengan kasus kehamilan yang termasuk Ibu Hamil Kelompok A (Ibu-ibu yang mengalami masalah dalam kehamilan saat pemeriksaan kehamilan (ANC) dan di prediksi akan mempunyai masalah dalam persalinan yang perlu dirujuk secara terencana) antara lain :
  2. Jenis Kasus
    1. Gangguan pada kehamilan dini
      1. Abortus imminen 
      2. Abortus inkompletus dan missed abortion
      3. Mola hidatidosa
      4. Kehamilan Ektopik
    2. Hiperemesis Gravidarum
    3. Hipertensi Dalam Kehamilan
      1. Hipertensi dalam kehamilan
      2. Pre-eklamsi dan eklamsi
    4. Perdarahan Pada Trimester 3
    5. Gangguan dan penyakit lain yang memerlukan manajemen khusus
      1. Decompensatio cordis pada kehamilan
      2. Penyakit lain sebagai komplikasi kehamilan yang mengancam nyawa (seperti asma dan diabetes)
      3. Kehamilan Dengan Penyakit Penyerta (seperti tuberculosis, malaria, gizi buruk, HIV/AIDS), Anemia.
    6. Pertumbuhan janin terhambat (PJT): tinggi fundus tidak sesuai usia kehamilan
    7. Kelainan kehamilan (hubungan yang abnormal antara janin dan panggul)
      1. Gemelli
      2. Kelainan letak, posisi, DKP (Disproporsi Kepala Panggul)

IV. 1 Alur Pelayanan Ibu Hamil Kelompok A

a

IV.2 Detail Pelayanan Umum Ibu Hamil Kelompok A

  1. Sarana pelayanan kesehatan melaporkan daftar ibu-ibu dalam kelompok A ke Dinas Kesehatan melalui laporan K1-K4.
  2. Dinas Kesehatan menyerahkan data ibu-ibu kelompok A ke RS PONEK 24 jam untuk persiapan pelayanan medis sesuai pedoman pelayanan klinis (PPK) atau clinical guidelines yang dikembangkan oleh tim klinik.
  3. Dilakukan perencanaan persalinan di RS PONEK oleh tim rujukan. Pertemuan perencanaan minimal dilakukan sebulan sekali, sekaligus sebagai monitoring.
  4. Perencanaan persalinan dilakukan berdasarkan jenis penyulit yang ada di Jampersal.
  5. Dilakukan koordinasi dengan Dokter Spesialis yang memimpin rapat-rapat teknis medik di RS untuk menyiapkan tindakan kepada ibu-ibu yang akan masuk ke RS.
  6. Dinas Kesehatan menyiapkan sumber dana untuk pengelolaan ibu-ibu kelompok A ini dari berbagai sumber: APBN, APBD, dan masyarakat. Dengan demikian Dinas Kesehatan bertindak seperti travel agent yang mengelola ibu-ibu hamil bermasalah untuk sampai ke rumahsakit dan menjamin pembiayaannya.
  7. Pada hari yang ditentukan ibu-ibu yang bermasalah diantar sehingga ibu-ibu ini dapat sampai di rumahsakit dan mendapat pelayanan. Dimasyarakat perlu ada tim pengantar. Tim pengantar ini sebaiknya didanai oleh masyarakat. Bidan desa akan mengantar sampai ke rumahsakit dan melakukan serah terima.
  8. Setelah mendapat pelayanan persalinan di rumahsakit, ibu dan bayi yang selamat akan kembali ke rumah dengan pengantaran dari rumahsakit atau dijemput kembali oleh masyarakat.
  9. Dengan demikian Ibu-ibu yang termasuk ke dalam kelompok A perlu mendapat rujukan terencana, karena merupakan kasus yang telah diprediksi dapat menimbulkan komplikasi apabila ditangani di fasilitas kesehatan primer atau oleh bidan.
  10. Kelompok A dapat pula bersalin dengan normal, apabila ternyata tidak terjadi komplikasi yang telah diprediksi sebelumnya.

 

IV. 3 Kelompok Kasus A

Mengalami masalah dalam kehamilan saat di ANC dan di prediksi akan mempunyai masalah dalam persalinan yang perlu dirujuk secara terencana

  1. {showhide title="Gangguan Kehamilan dini (Abortus immnens, abortus inkompletus, missed abortion, mola hidatidosa, Kehamilan Ektopik) 
    " template="strong" changetitle="Gangguan Kehamilan dini (Abortus immnens, abortus inkompletus, missed abortion, mola hidatidosa, Kehamilan Ektopik) 
    " mousetitleistitle=true closeonclick=true titleasspan=true}

     

    Tanda/gejala

    Klasifikasi

    Tindakan

    Rujuk ke/ Rawat di

    Sumber anggaran tindakan

    TANYAKAN

    Keluhan: amenore, perdarahan, nyeri

     

    Lakukan Pemeriksaan dengan USG untuk konfirmasi diagnosis

     

     

    Konfirmasi pemeriksaan fisik dengan USG

    Hasil USG menunjukkan adanya abortus inkompletus

    KEHAMILAN EKTOPIK

    Stabilisasi Pasien

    Rujuk keRS PONEK di ...........untuk melakukan tindakan operatif

    Berkoordinasi dengan dinas kesehatan di nomor ......... untuk melakukan penjemputan terencana dan pemesanan ruangan di RS PONEK

    PONEK

    Jampersal

    Mandiri

    Konfirmasi pemeriksaan fisik dengan USG

    Hasil USG menunjukkan adanya abortus inkompletus

    ABORTUS INKOMPLETUS ; MISSED ABORTION

    Tx : analgesik

    Rujuk ke PONED untuk melakukan tindakankuretase

    PONED

    Jampersal

    Mandiri

    Konfirmasi pemeriksaan fisik dengan USG

    Hasil USG menunjukkan adanya abortus inkompletus

    MOLA HIDATIDOSA

    Tx : infus RL bila terdapat perdarahan aktif

    Rujuk ke PONED untuk melakukan tindakan kuretase

    PONED

    Jampersal

    Mandiri

     

    Konfirmasi pemeriksaan fisik dengan USG

    Hasil USG menunjukkan adanya abortus inkompletus

    ABORTUS IMMINENS

    Rujuk ke PONEK untuk melakukan tindakan kuretase

    PONED

    Jampersal

    Mandiri

    Konfirmasi pemeriksaan fisik dengan USG

    ABORTUS KOMPLETUS

     

    NON PONED

    Jampersal

    Mandiri

    {/showhide}

  2. {showhide title="Hiperemesis Gravidarum" template="strong" changetitle="Hiperemesis Gravidarum" mousetitleistitle=true closeonclick=true titleasspan=true}

     

    Tanda/gejala

    Klasifikasi

    Tindakan

    Rujuk ke/ Rawat di

    Sumber anggaran tindakan

    TANYAKAN

    Keluhan: mual dan muntah lebih dari 10 kali.

     

    Pemeriksaan klinis menunjukkan tanda dehidrasi

    HIPEREMESIS GRAVIDARUM

    Stabilisasi Pasien

    Rujuk keRS PONEK di ...........untuk melakukan pemeriksaan penunjang untuk laboratorium dan konfirmasi kondisi kehamilan

    Berkoordinasi dengan dinas kesehatan di nomor ......... untuk melakukan penjemputan terencana dan pemesanan ruangan di RS PONEK

    Tx: Terapi cairan dan tatalaksana untuk Hiperemesis

    PONEK

    Jampersal

    Mandiri

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

    {/showhide}

  3. {showhide title="Hipertensi dalam kehamilan, pre eklamsia berat, dan eklamsia" template="strong" changetitle="Hipertensi dalam kehamilan, pre eklamsia berat, dan eklamsia" mousetitleistitle=true closeonclick=true titleasspan=true}

     

    Tanda/gejala

    Klasifikasi

    Tindakan

    Rujuk ke

    / Rawat di

    Sumber anggaran tindakan

    TANYAKAN

    Keluhan: Pusing, oedem

    Pemeriksaan klinis menunjukkan Tekanan Darah lebih dari 140/90 mmHg

     

    HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN

     

    PRE EKLAMSIA BERAT

     

    DAN EKLAMSIA

    Stabilisasi kondisi pasien

    Rujuk keRS PONEK di ...........

    Berkoordinasi dengan dinas kesehatan di nomor ......... untuk melakukan penjemputan terencana dan pemesanan ruangan di RS PONEK

    Di RS PONEK dilakukan konfirmasi laboratorium dengan

    Px Lab: Proteinuria +; Fungsi hepar

    Perawatan lanjutan selama kehamilan

    PONEK

    Jampersal

    Mandiri

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

    {/showhide}

  4. {showhide title="Perdarahan pada trimester ketiga (Plasenta previa, atau solutio placenta)" template="strong" changetitle="Perdarahan pada trimester ketiga (Plasenta previa, atau solutio placenta)" mousetitleistitle=true closeonclick=true titleasspan=true}

     

    Tanda/gejala

    Klasifikasi

    Tindakan

    Rujuk ke / Rawat di

    Sumber anggaran tindakan

    TANYAKAN

    Keluhan perdarahan  trimester 3

     

    Px klinik: ada kontraksi, nyeri

     

    ABRUPSIO PLASENTA

    Stabilisasi kondisi pasien

    Rujuk keRS PONEK di ...........

    Berkoordinasi dengan dinas kesehatan di nomor ......... untuk melakukan penjemputan terencana dan pemesanan ruangan di RS PONEK

    Di RS PONEK dilakukan tindakan operatif

    PONEK

    Jampersal

    Mandiri

    Px klinik: tanpa kontraksi, ada konfirmasi USG

    PLASENTA PREVIA

    Stabilisasi kondisi pasien

    Rujuk keRS PONEK di ...........

    Berkoordinasi dengan dinas kesehatan di nomor ......... untuk melakukan penjemputan terencana dan pemesanan ruangan di RS PONEK

    Di RS PONEK dilakukan tindakan operatif

    PONEK

    Jampersal

    Mandiri

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

    {/showhide}

  5. {showhide title="Gangguan dan penyakit lain yang memerlukan manajemen khusus" template="strong" changetitle="Gangguan dan penyakit lain yang memerlukan manajemen khusus" mousetitleistitle=true closeonclick=true titleasspan=true}
    1. Decompensatio cordis pada kehamilan
    2. Penyakit lain sebagai komplikasi kehamilan yang mengancam nyawa (seperti asma dan diabetes)
    3. Kehamilan Dengan Penyakit Penyerta (seperti tuberculosis, malaria, gizi buruk, HIV/AIDS), Anemia.

     

    Tanda/gejala

    Klasifikasi

    Tindakan

    Rujuk ke/ Rawat di

    Sumber anggaran tindakan

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

    {/showhide}

  6. {showhide title="Pertumbuhan janin terhambat (PJT): tinggi fundus tidak sesuai USIA" template="strong" changetitle="Pertumbuhan janin terhambat (PJT): tinggi fundus tidak sesuai USIA" mousetitleistitle=true closeonclick=true titleasspan=true}

     

    Tanda/gejala

    Klasifikasi

    Tindakan

    Rujuk ke / Rawat di

    Sumber anggaran tindakan

    TANYAKAN

    Keluhan:kehamilan kecil, pertambahan BB kurang

    Px klinis: TFU tidak sesuai

    konfirmasi dengan USG

    PERTUMBUHAN JANIN TERHAMBAT

    Stabilisasi kondisi pasien

    Rujuk keRS PONEK di ...........

    Berkoordinasi dengan dinas kesehatan di nomor ......... untuk melakukan penjemputan terencana dan pemesanan ruangan di RS PONEK

    Di RS PONEK dilakukan perawatan untuk pertumbuhan janin terhambat untuk lanjutan selama kehamilan

    PONEK

    Jampersal

    Mandiri

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

    {/showhide}

  7. {showhide title="Kelainan kehamilan (hubungan yang abnormal antara janin dan panggul)" template="strong" changetitle="Kelainan kehamilan (hubungan yang abnormal antara janin dan panggul)" mousetitleistitle=true closeonclick=true titleasspan=true}
    1. Gemelli
    2. Kelainan letak, posisi, DKP (Disproporsi Kepala Panggul)

     

    Tanda/gejala

    Klasifikasi

    Tindakan

    Rujuk ke/ Rawat di

    Sumber anggaran tindakan

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

    {/showhide}

 

 

Modul 2A-2. Analisis Kebijakan

 

Modul 2A-2. Analisis Kebijakan. 29 November - 2 Desember 2012

Tugas paling lambat dikirim tanggal 2 Desember 2012, jam 24.00

 Deskripsi

Modul ini berfokus pada pemahaman analisis kebijakan dan penelitian kebijakan. Pemahaman ini penting karena memang sering ada pertanyaan apakah analisis kebijakan membutuhkan penelitian dimana ada pengumpulan data primer dan menggunakan metode-metode tertentu. Dalam hal ini memang jawabannya bisa ya bisa tidak. Analisis kebijakan dapat menggunakan berbagai sumber misalnya dokumen-dokumen kebijakan, data statistik, yang tentunya harus terpercaya. Oleh karena itu para peserta diharapkan memahami analisis kebijakan dengan membaca berbagai literature secara teliti.

 

 Tujuan pembelajaran Modul

  1. Memahami arti analisis kebijakan dan hubungannya dengan penelitian kebijakan
  2. Menggunakan pemahaman analisis kebijakan kesehatan untuk menyusun proposal (khususnya pada Bab 4.2. Perumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis/pertanyaan penelitian)

 

ismod Isi Modul

Anda diharapkan membaca buku William Dunn dan artikel dari Gill Walt dkk (ada dalam pustaka). Di dalam buku Dunn banyak dibahas analisis kebijakan. Silahkan anda baca. Kemudian, harap anda perhatikan statemen dari Walt dkk:

In this paper we argue that the field of health policy analysis would be advanced if researchers approached it more systematically, developing clear and testable propositions about the issue they are studying, within explicit frameworks.

Dalam kalimat di atas, orang yang melakukan analisis kebijakan kesehatan sudah disebut sebagai peneliti. Mereka diharapkan melakukan analisis kebijkaan secara lebih sistematis, mengembangkan proposisi yang jelas dan dapat dites, dengan kerangka yang jelas. Untuk itu para pembaca diharapkan memahami mengenai kerangka dasar analisis kebijakan yang disampaikan oleh Walt dkksebagai berikut:

There are a number of widely used frameworks and theories of the public policy process.1 We discuss some of the more enduring examples; those which have been utilized most in the published public policy literature (Gilson and Raphaely 2007).Frameworks organize inquiry by identifying elements and relationships among elements that need to be considered for theory generation (Ostrom 2007). They do not, of themselves, explain or predict behaviour and outcomes (Schlager 2007).

The best known public policy framework is the stages heuristic (Lasswell 1956; Brewer and deLeon 1983). It divides the public policy process into four stages:

  1. agenda setting,
  2. formulation,
  3. implementation, and
  4. evaluation.

Catatan:

William Dunn menyebutkannya dalam lima langkah: (1) penyusunan agenda, formulasi kebijakan, adopsi kebijakan, pelaksanaan kebijakan, dan penilaian kebijakan.

Petikan dari Walt dkk:

Agenda setting is the issue sorting stage during which a small number of the many problems societies face rise to the attention of decision-makers. In the formulation stage, legislatures and other decision- making bodies design and enact policies. In the implementation stage, governments carry out these policies, and in the evaluation stage impact is assessed.

Analysts have criticized the stages heuristic for presuming a linearity to the public policy process that does not exist in reality, for postulating neat demarcations between stages that are blurred in practice, and for offering no propositions on causality (Sabatier 2007). Nevertheless, the heuristic offers a useful and simple way of thinking about the entire public policy process, and helps researchers situate their research within a wider framework.

Walt and Gilson (1994) developed a policy analysis frame- work specifically for health, although its relevance extends beyond this sector. They noted that health policy research focused largely on the content of policy, neglecting actors, context and processes. Their policy triangle framework is grounded in a political economy perspective, and considers how all four of these elements interact to shape policy-making. The framework has influenced health policy research in a diverse array of countries, and has been used to analyse a large number of health issues, including mental health, health sector reform, tuberculosis, reproductive health and antenatal syphilis control (Gilson and Raphaely 2007).

Dengan kerangka tersebut maka analisis kebijakan selalu berfokus pada sebuah kebijakan yang mempunyai proses. Dunn di Bab 3, menyatakan bahwa analisis kebijakan mencakup sebuah prosedur yang meliputi:

  • Pemantauan yang memungkinkan kita untuk menghasilkan informasi tentang sebab-sebab masalah lalu dan akibat dari kebijakan;
  • Peramalan yang memungkinkan kita untuk menghasilkan informasi tentang konsekuensi yang akan datang dari kebijakan;
  • Evaluasi yang mencakup produksi informasi tentang kegunaan dari kebijakan di masa lalu dan masa mendatang;
  • Rekomendasi yang memungkinkan untuk menghasilkan informasi tentang kemungkinan bahwa serangkaian tindakan yang akan datang akan mendatangkan akibat-akibat yang bernilai.

Disamping itu ada Perumusan Masalah adalah fase di dalam proses pengkajian di mana si analis yang dihadapkan pada informasi mengenai konsekuensi beberapa kebijakan mengalami suatu "situasi yang menyulitkan, membingungkan, dimana kesulitan memang tersebar ke seluruh situasi, yang kesemuanya membentuk suatu keutuhan kesatuan masalah".

Secara diagram Dunn menyusun proses analisis kebijakan secara menarik (Baca lebih lanjut di halaman 112).

gb2a2

 

Dengan mengacu pada pemahaman Dunn, harap anda pahami proses analisis kebijakan ini untuk masukan saat anda merumuskan masalah penelitian kebijakan anda. Disamping itu dalam hal analisis kebijakan, perlu dipahami mengenai:

  1. Analisis tentang kebijakan (analysis of policy),
  2. Analisis untuk kebijakan (analysis for policy).

Silahkan anda baca kedua analisis dari buku William Dunn dan Kent Buse dkk.

 

 Bahan belajar

Buse K, Mays N, Walt G. Making Health Policy. Understanding Public Health. Open University. 2010

Dunn, William. Pengantar Analisis Kebijakan Publik. Edisi kedua. Terjemahan. Public Policy Analysis: An Introduction 2nd Ed. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. 2003.

Gilson Lucy. Health Policy and Systems Research: A Methodology Reader. WHO. 2012.

Walt G, Shiffman J, Schneider H, Murray SF, Brugha R, and Gilson L.'Doing' health policy analysis: methodological and conceptual reflections and challenges. Health Policy and Planning 2008;23:308–317  

 

 Kegiatan pembelajaran

Harap anda mulai mengisi form proposal dan kemudian cermati kembali penulisan anda pada bagian 4.1. (latar Belakang) dan bagian 4.2. (Perumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis/pertanyaan penelitian) di form proposal anda:

  1. Kebijakan apa yang akan anda teliti? Apakah di level makro, meso, atau mikro.
  2. Apa kerangka analisis kebijakan yang akan anda pergunakan? Apakaha anda akan menggunakan segitiga kebijakan atau kerangka lainnya.
  3. Apakah anda sudah siap untuk melakukan prosedur analisis kebijakan dengan menggunakan pendekatan Dunn? Jika sudah siap apakah dapat anda masukkan ke Latar Belakang dan Perumusan Masalah?
  4. Apakah penelitian anda merupakan analysis of policy, ataukah analysis for policy, atau kombinasi keduanya.

Sambil menjawab, harap anda kembangkan Latar Belakang dan Perumusan Masalah. Jawaban dikirim ke pengelola dengan cara:

File ditulis dalam word dan diberi kode: XYYYM2A-2.doc

Keterangan:

X      = nomor fasilitator anda.
YYY  = kode nama peserta
M2A-2 = Modul 2A-2

 

 Kirim tugas ke This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it..

Jangan lupa memberi cc ke email setiap fasilitator yang telah ditunjuk untuk anda.

Tugas paling lambat dikirim tanggal 2 Desember 2012, jam 24.00

 

 

Pelatihan jarak jauh

banneridrc

Program Pengembangan Metode Penelitian
Kebijakan dan Pelaksanaannya

 

Dengan Fokus Pada Topic Pemerataan Pelayanan Kesehatan

Diselenggarakan oleh:
Pusat Manajemen Pelayanan Kesehatan
Fakultas Kedokteran UGM
Bekerjasama dengan IDRC Canada

modul3

modul4b

 

 


 

 

2.A.1 Pengenalan Riset Kebijakan dan Sistem Kesehatan (HPSR)

 

2.A.1 Pengenalan Riset Kebijakan dan Sistem Kesehatan (HPSR).

Tugas paling lambat dikirim tanggal 28 November 2012, jam 24.00

  Karakteristik HSPR

Karakteristik utama HPSR adalah berorientasi pada masalah atau pertanyaan (problem/question driven), bukan pada metode ataupun bidang tertentu. Dengan demikian langkah pertama menuju riset yang berkualitas dalam konteks HPSR adalah memperjelas tujuan riset, apa yang akan dicapai oleh riset dan mengidentifikasi dan mengembangkan pertanyaan penelitian yang relevan dan memiliki perspektif yang jelas. Selanjutnya peneliti perlu memahami strategi riset yang tepat untuk pertanyaan yang akan dikaji. Strategi riset dalam hal ini bukan semata disain ataupun metode, namun merupakan keseluruhan pendekatan dalam melaksanakan penelitian.

Dengan demikian, seni disain penelitian dalam HPSR adalah bagaimana mentransformasikan pertanyaan penelitian terkait sistem dan kebijakan kesehatan menjadi proyek yang valid, dapat dilaksanakan (feasible) dan bermanfaat. Strategi-strategi riset yang akan diuraikan di sub modul 2.C tidak mewakili keseluruhan strategi riset dalam HPSR, namun dipilih untuk menggambarkan spektrum HPSR dan meliputi baik strategi yang sudah mapan maupun masih berkembang. Selain karakteristik utama di atas, HPSR:

  • Meliputi riset yang berfokus baik pada upaya kesehatan promotif, preventif, kuratif ataupun rehabilitatif
  • Meliputi isu-isu pada tataran global, nasional maupun lokal
  • Meliputi riset tentang ataupun untuk kebijakan

Konsep HPSR memadukan antara kebijakan dan sistem kesehatan dalam satu bidang riset. Keterpaduan tersebut diperlukan mengingat dua area ini saling terkait, antara lain dalam hal:

  • Kebijakan kesehatan dapat memperkuat ataupun memperlemah sistem kesehatan
  • Pemahaman dimensi politik perubahan kebijakan kesehatan, pelaku dan proses pengembangan dan implementasi kebijakan, akan dapat meningkatkan    pemahaman akan bagaimana mempengaruhi kebijakan dan memperkuat sistem kesehatan
  • Fokus pada implementasi kebijakan kesehatan memperkuat pemahaman dinamika organisasi dalam sistem kesehatan

Elemen-elemen utama HPSR meliputi:

  • Sistem kesehatan
  • Kebijakan kesehatan
  • Pengembangan atau penguatan sistem kesehatan
  • Analisis kebijakan kesehatan

Isu-isu seputar elemen-elemen tersebut dapat dipahami dengan menggunakan berbagai definisi dan kerangka konsep yang dapat membantu dalam mengembangkan pertanyaan penelitian yang relevan dengan perspektif yang tepat. Suatu kerangka konsep akan membantu peneliti berbagai elemen, karakteristitik dan dimenis sistem kesehatan, dalam rangka mengidentifikasi berbagai keterkaitan dalam sistem kesehatan yang perlu dicermati dalam upaya penguatan sistem.

Kebijakan kesehatan yang baru dirumuskan mencerminkan upaya untuk memperkenalkan perubahan dalam sistem kesehatan secara sengaja dengan tujuan tertentu. Gagasan dan kosep terakit kebijakan tersebut dan analisis kebijakan merupakan bagian penting dari HPSR. Peneliti perlu memahami faktor-faktor yang mempengaruhi dampak kebijakan untuk dapat memperkuat implementasi kebijakan. Dengan memahami esensi kebijakan dan proses perubahan kebijakan, peneliti mendapatkan gambaran bagaimana pelaku sistem kesehatan (dan hubungan kekuasaan dan kepercayaan di antara mereka) mempengaruhi kinerja sistem kesehatan.

 

 Tujuan pembelajaran Modul 2.a.1

  • Memahami karakteristik utama HPSR
  • Memahami keterkaitan antara kebijakan dan sistem kesehatan dalam HPSR
  • Mengidentifikasi elemen-elemen utama HPSR

 

 Bahan belajar

Sheikh K, Gilson L, Agyepong IA, Hanson K, Ssengooba F, et al. (2011) Building the Field of HealthPolicy and Systems Research: Framing the Questions. PLoS Med 8(8): e1001073. doi:10.1371/journal.pmed.1001073

(Click to download)

Modul 2 Metode Riset untuk Kebijakan

Modul ini secara umum membahas berbagai metode riset untuk kebijakan. Dengan mempelajari Modul 2 peserta akan diperkenalkan pada riset kebijakan dan sistem kesehatan (HSPR), langkah-langkah dalam melakukan riset kebijakan dan sistem kesehatan, serta pengenalan terhadap berbagai metode riset untuk kebijakan dan sistem kesehatan. Dengan mengikuti Modul 2, para peserta akan menghasilkan proposal riset kebijakan dan sistem kesehatan sebagai tugas akhir. Proposal ini akan diseleksi, dan peserta yang proposalnya terpilih akan diundang untuk presentasi proposal dan mengikuti proses pengembangan lebih lanjut (tatapmuka) selama 2 hari pada Pertengahan November

Modul 2 terdiri dari tiga bagian besar yaitu:

Modul 2A : Pengenalan terhadap riset kebijakan dan system kesehatan (HSPR)

2.A.1 Karakteristik riset kebijakan dan sistem kesehatan: 26 - 28 November
2.A.2 Analisis Kebijakan Kesehatan: 29 November  - 2 Desember
2.A.3 Batasan riset kebijakan dan sistem kesehatan : 3 - 5 Desember
2.A.4 Memahami konteks sosial-politik sistem kesehatan: 6 - 9  Desember

Modul 2B : Langkah-langkah melakukan riset kebijakan dan sistem kesehatan

2.B.1 Identifikasi fokus penelitian dan pertanyaan penelitian: 10 – 12 Desember 2012 
2.B.2 Rancangan penelitian: 13 – 15 Desember 2012 
2.B.3 Memastikan kualitas dan kebakuan penelitian: 16 – 19 Desember 2012
2.B.4 Penerapan prinsip-prinsip etika penelitian: 20 – 22 Desember 2012

Modul 2C : Berbagai strategi riset : 23 – 25 Desember 2012

Batas akhir pengumpulan Proposal:  25 Desember 2012

Form Proposal downloadd thumb_medium80_

Masa seleksi : Satu Minggu hingga 3 Januari 2013

Pengumuman : 6 Januari 2013