Politik Kemandirian Masyarakat untuk Membangun Kesehatan Bangsa

Bapak Jusuf Kalla


jk

Dalam Konas IAKMI ke-12, Jusuf Kalla memaparkan tentang Politik Kemandirian Masyarakat Untuk Membangun Kesehatan Bangsa. Jusuf Kalla bertindak sebagai keynote speaker dalam acara ini (5/9/2013).Pada awal pemaparannya Jusuf Kalla menyatakan "Saya lebih suka bila rumah sakit itu sepi karena berarti masyarakatnya sehat". Untuk mencapai hal tersebut perlu ditekankan upaya bersama. Jika Ikatan Dokter Indonesia (IDI) berbicara tentang bagaimana menyembuhkan orang? Ahli kesehatan masyarakat sibuk berdiskusi bagaimana agar tidak banyak orang sakit?. Melihat tujuan masing-masing profesi itu sangat bertolak belakang. Dari sisi masyarakat sehat merupakan situasi yang terbaik. Seringkali masyarakat keliru apa itu sehat dan sakit, selama ini masyarakat mengasumsikan bahwa kesehatan itu identik dengan rumah sakit, faktanya rumah sakit merupakan upaya terakhir. Dalam paparannya, Yusuf Kalla mengemukakan teori HL Blum bahwa kesehatan itu dipengaruhi oleh 1) faktor genetik (riwayat kesehatan), 2) faktor lingkungan, 3) kebiasaan/perilaku, dan 4) pelayanan kesehatan

Belajar tentang upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif dalam kesehatan merupakan hal yang penting untuk dilakukan. Dimana masing-masing profesi memiliki interest yang berbeda-beda. Bidang kesehatan sangat dilema setiap kali pertanyaan yang muncul adalah "berapa jumlah pasien?" mendengar pertanyaan tersebut berarti kita berharap banyak orang sakit. Jika kita bicara kesmas maka kita bicara tentang kepentingan umum, public interest, kepentingan masyarakat. Tugas alat pemerintah harus selalu meningkatkan kesejejahteraan masyarakat untuk mencapai indikator kesehatan nasional seperti angka kematian ibu dan angka kematian bayi. Pada era Suharto kesehatan berfokus di infrastruktur seperti: posyandu, penimbangan bayi, pembangunan puskesmas dan terbukti itu memberikan kemajuan yang luar biasa bagi kesehatan. Saat ini terjadi perubahan yang sangat mendasar bahwa layanan kesehatan menghadapi situasi tuntutan masyarakat lebih tinggi. Jika dulu masyarakat puas dengan sehat sekarang tuntutannya adalah prestasi lebih tinggi sehingga ada jaminan/asuransi. Masyarakat harus dijamin aksesnya dengan asuransi ataupun asuransi daerah dan sekaligus didukung dengan infrastruktur.

Di AS, Obama terpilih menjadi presiden karena program medicare-nya, bahwa kesehatan berkaitan dengan banyak aspek. Hal ini seperti tergambar dalam teori HL Blum bahwa kesehatan dipengaruhi oleh empat faktor dan dua diantaranya sangat berpengaruh yaitu lingkungan dan kebiasaan. Tetapi ekonomi juga sangat berpengaruh apapun yang kita lakukan jika aspek ekonomi untuk hidup tidak ada maka hasilnya akan berbeda. Kesehatan harus bicara dengan aspek sosial lainnya. Program perbaikan kesehatan tidak hanya menambah jumlah rumah sakit, jumlah dokter, atau jumlah tenaga kesehatan lainnya tapi juga menambah program-program promotif dan preventif lainnya. Jika masyarakat banyak terjangkit penyakit menular maka pasti produktivitasnya akan rendah, jika produktivitas rendah maka terjadi kelesuan ekonomi yang mau tidak mau tingkat perekonomian rendah akan mempengaruhi kesehatan.

Kebijakan politik tidak hanya bidang kesehatan tapi mengatur untuk memenuhi kesehatan, tidak hanya membangun rumah sakit tapi membangun lingkungan sehat pula. Jaminan kesehatan dalam bentuk asuransi harus dikelola dengan baik oleh orang yang jujur. Pada dasarnya sistem kesehatan harus mampu membina kesehatan dasar seperti posyandu, puskesmas, obat, bidan menuju ke jaminan jadi ini merupakan suatu perubahan kebijakan. Perubahan mendasar: ketidakpercayaan pada sistem kesehatan kita terbukti bahwa sekitar 5 persen penduduk Indonesia yang mampu apabila jatuh sakit pergi berobat ke Singapura. Orang Kupang berobat ke Jakarta sedang orang Jakarta ke Singapura saat bahkan terkadang dokter sendiri tidak percaya dengan koleganya. Di Indonesia perbandingan dokter dengan pasien tidak seimbang.

Ilmu pengetahuan saat ini berkembang sangat cepat seperti IT yang memiliki perkembangan paling cepat begitu juga ilmu kedokteran. Dalam KONAS IAKMI ke-12 ini diharapkan semua pihak mengoreksi diri sendiri tidak hanya mengoreksi pemerintah, dokter harus berusaha lebih baik dan tugas kita semua adalah hrs memperbaiki pelayanan kesehatan sebaik-baiknya. Diharapkan juga dengan KONAS IAKMI ke-12 dapat membangun komitmen untuk berusaha agar tidak banyak orang yang jatuh sakit. Bangsa kita bisa baik jika kita sehat.

Oleh: Jati Untari