Kerangka Acuan
Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan FK UGM dalam program
Pengembangan Konsultan Manajemen Kesehatan Ibu dan Anak
untuk mengurangi kematian ibu dan bayi menyelenggarakan:
Seminar
Paket Rekomendasi Kebijakan untuk Penurunan Kematian Ibu dan Bayi
( 29 Oktober 2013 di Gedung Granadi di Jakarta)
dan
Workshop Pengembangan Konsultan Manajemen dan
Tenaga Ahli untuk Penurunan Kematian Ibu dan Bayi
(30 Oktober 2013 di Kampus FK UGM Yogyakarta)
dapat diikuti dengan Live Streaming melalui:
www.kebijakankesehatanindonesia.net
atau
www.kesehatan-ibuanak.net
Pendahuluan
Pada akhir bulan September 2013, keluar sebuah berita yang mengejutkan: MDG bertambah. SDKI 2012 memberikan hasil angka kematian ibu (AKI) mencapai 359 per 100 ribu kelahiran hidup. Rata-rata kematian ini jauh melonjak dibanding hasil SDKI 2007 yang mencapai 228 per 100 ribu. Dalam hal ini, meningkatnya AKI ini menjadi tantangan bagi bangsa Indonesia. Sebagaimana diketahui, target MDGs adalah 108 per 100 ribu pada 2015. Angka ini memang kontroversial di tingkat pemerintahan sendiri ada yang menolak, namun ada yang menerima.
Di luar kontroversi data ini, salah satu hal penting adalah bagaimana kita mensikapi permasalahan ini. Dengan menggunakan data kematian absolut, di berbagai propinsi memang terjadi kenaikan jumlah kematian ibu. Hal ini yang perlu dibahas. Mengapa terjadi peningkatan kematian ibu? Apakah kebijakan penanganan sudah tepat? Apakah strategi pelaksanaan kebijakan sudah baik di lapangan?
Setelah 4 tahun melakukan kegiatan operasional di NTT dan DIY serta Papua (lihat lampiran 1), PKMK FK UGM mengambil berbagai kesimpulan yang dirangkum dalam usulan Paket Kebijakan untuk mengurangi kematian ibu dan bayi dalam usaha menuju ke perbaikan pencapaian MDGs. Paket kebijakan mencerminkan berbagai kondisi daerah dimana DIY mewakili daerah maju, NTT daerah sulit, dan Papua merupakan daerah yang sangat sulit. Inti paket kebijakan adalah mengacu pada integrasi hulu dan hilir (preventif dan kuratif), penggunaan data absolut agar secara real time terjadi perubahan sikap dan "peningkatan adrenalin" untuk usaha penurunan kematian, perbaikan sistem rujukan dan mutu pelayan klinik, dan dukungan seluruh pihak untuk intervensi kebijakan yang multi disiplin. Pengalaman tersebut juga menunjukan bahwa dalam usaha penurunan kematian ibu dan bayi, diperlukan adanya tim konsultan manajemen dan tenaga ahli yang aktif bekerja.
Dalam konteks situasi pemburukan ini, PKMK FK UGM mengajak pemerintah pusat (Bappenas, Kemenkes, DPR Komisi Kesehatan, Menko Kesra), Pemerintah propinsi dan kabupaten, LSM-LSM kesehatan, Asosiasi Rumahsakit dan Dinas Kesehatan, ikatan profesi, serta para akademisi, peneliti, dan konsultan untuk berfikir ulang mengenai strategi kebijakan MDGs. Perlu ada perbaikan kebijakan dan perubahan strategi untuk mengurangi kematian ibu dan bayi. Perdebatan mengenai metode pengukuran kematian ibu sebaiknya jangan sampai berlarut-larut. Saatnya bangsa Indonesia menatap ke depan dengan mempelajari masa lalu dan masa kini.
Perubahan strategi ini perlu didukung oleh ketersediaan tim konsultan manajemen KIA yang membantu DInas Kesehatan/Pemerintah Propinsi-Kabupaten-Kota dan Kementerian Kesehatan untuk menurunkan kematian ibu dan bayi. Sayang, sampai saat ini belum banyak lembaga konsultan manajemen yang berfokus pada penurunan kematian ibu dan bayi.
Kegiatan:
Kegiatan 1: Di Jakarta
- Seminar mengenai Rekomendasi Kebijakan untuk pengurangan angka kematian ibu dan bayi
- Peresmian website khusus KIA untuk penurunan kematian ibu dan bayi: www.kesehatan-ibuanak.net
Kegiatan 2: Di Yogyakarta
- Workshop Pengembangan Konsultan Manajemen dan Tenaga Ahli untuk Menurunkan Kematian Ibu dan Bayi Di Kabupaten
Tujuan:
Seminar di Jakarta
- Menyajikan Rekomendasi Kebijakan pengurangan kematian ibu dan bayi untuk kegiatan di Kabupatan, Propinsi, dan Nasional.
- Rekomendasi kebijakan ini mencakup kebijakan hulu dan hilir.
- Mengembangkan pemahaman mengenai peran, posisi dan kemampuan Technical Assistance/Konsultan untuk penurunan kematian ibu dan bayi di perguruan tinggi.
- Mengembangkan berbagai pola pengembangan melalui penggunaan web sites dan teknologi telematika untuk pengurangan kematian ibu dan bayi
Workshop di Yogyakarta
- Membahas pengembangan Tim Konsultan Manajemen dan Ahli Teknis KIA di Propinsi dan Kabupaten. Apakah bertumpu di Perguruan Tinggi atau lembaga Swasta? Apabila berada di perguruan tinggi, siapa saja anggotanya dan bagaimana struktur dan proses kegiatannya?
- Membahas Proses Bekerja Tim Konsultan (lampiran 2)
- Membahas Sumber Pendanaan Tim Konsultan
- Memulai kegiatan pengembangan.
Peserta
Seminar : diharapkan dari para pengambil kebijakan di tingkat pusat dan daerah serta dari tim perguruan tinggi*.
Workshop : diharapkan dari tim perguruan tinggi* dan lembaga konsultan swasta yang berminat
*Tim perguruan tinggi terdiri dari:
- Ahli kesehatan Masyarakat
- SpOG
- SpA
- Promosi Kesehatan
- Ahli Pembiayaan Kesehatan
Tempat, Hari-Tanggal, dan Jadwal Kegiatan
Seminar: Gedung Granadi Jakarta, Selasa 29 Oktober 2013, 12:00-15:00
Jam |
Topik |
Fasilitator |
12:00-13:00 |
Makan Siang |
|
13:00-13:05 |
Pengantar |
|
13:05-13:15 |
Paket Rekomendasi Kebijakan untuk Penurunan AKI-AKB: Berdasarkan Pengalaman PKMK FK-UGM selama 4 tahun di DIY, NTT dan Papua |
|
13:15-13:25 |
Pendekatan Hilir dalam Intervensi KIA |
|
13:25-13:35 |
Pendekatan Kebijakan Hulu mendekati Hilir |
|
13:35-14:45 |
Diskusi |
Moderator: Dr. Hanevi Djasri MARS |
14:45-15:00 |
Kesimpulan |
|
15:00-15:30 |
Launching Website KIA: www.kesehatan-ibuanak.net sambil coffee break) |
|
15:30-16:15 |
Diskusi Tim Perguruan Tinggi |
|
16:15-16:30 |
Penutup |
|
Workshop: Ruang Senat Kampus FK-UGM, Yogyakarta, Rabu 30 Oktober 2013, 08:00-15:00
WAKTU |
ACARA |
FASILITATOR |
08.00 – 08.30 |
Registrasi Ulang |
|
08.30 – 09.00 |
Pembukaan & Pengantar Workshop |
dr. Hanevi Djasri, MARS |
Sesi 1 |
||
09.00 – 09.30 |
Langkah-langkah Pengembangan Kegiatan Konsultasi KIA |
dr. Hanevi Djasri, MARS |
09.30 – 10.00 |
Diskusi Kelompok I |
Fasilitator Kelompok A Faozi Kurniawan, SE, Akt, MPH Fasilitator Kelompok B Deni Hardianto, SE, Akt Fasilitator Kelompok C Yos Hendra, SE, Akt, MM |
10.00 – 10.30 |
Presentasi Kelompok |
|
10.30 – 11.00 |
REHAT |
|
Sesi 2 |
||
11.00 11.30 |
Pengembangan Tim dan Pembelajarannya |
Dr. dr. Dwi Handono S., MKes |
11.30 – 12.00 |
Diskusi Kelompok II |
Fasilitator Kelompok A Faozi Kurniawan, SE, Akt, MPH Fasilitator Kelompok B Deni Hardianto, SE, Akt Fasilitator Kelompok C Yos Hendra, SE, Akt, MM |
12.00 – 12.30 |
Presentasi Kelompok |
|
12.30 – 13.30 |
ISHOMA |
|
Sesi 3 |
||
13.30 – 14.00 |
Identifikasi calon klien dan sumber pendanaan |
dr. Hanevi Djasri, MARS |
14.00 – 14.30 |
Diskusi Kelompok III |
Fasilitator Kelompok A Faozi Kurniawan, SE, Akt, MPH Fasilitator Kelompok B Deni Hardianto, SE, Akt Fasilitator Kelompok C Yos Hendra, SE, Akt, MM |
14.30 – 15.00 |
Presentasi Kelompok |
|
Sesi 4 |
||
15.00 |
PENUTUP |
dr. Hanevi Djasri, MARS |
Biaya
Seminar:
- Tatap muka Rp 200.000,- per orang (penggati makan siang sebesar)
- Jarak jauh (streaming) Rp. – (tidak dipungut biaya)
Workshop
- Tatap muka Rp 4.000.000,- per tim (5 orang)
- Jarak jauh (streaming) Rp. 2.500.00,- per tim (5 orang)
Pendaftaran
Angelina Yusridar / Hendriana Anggi
Pusat Manajemen Pelayanan Kesehatan
Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada
Gedung IKM Sayap Utara Lt. 2, Fakultas Kedokteran UGM
Jl. Farmako, Sekip Utara, Yogyakarta 55281
Ph. /Fax : +62274-549425 (hunting)
Mobile : +628111409442 / +6281227938882
Email : This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it.; This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it.
Website : www.kebijakankesehatanindonesia.net
Lampiran 1: Pengalaman PKMK FK-UGM
Peningkatan kematian ibu sudah diduga sejak lima tahun yang lalu. Pada tahun 2009, kelompok studi MDGs Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM memprediksi bahwa ada kemungkinan terjadi stagnasi dan bahkan pemburukan situasi. Dilakukan analisis kebijakan KIA. Hasil analisis kebijakan menunjukkan bahwa ada ketidak logisan dalam kebijakan KIA. Berbasis analisis ini, sejak tahun 2009, PKMK FK UGM melakukan berbagai kegiatan penelitian dan pengembangan yang tujuan utamanya untuk langsung memberikan dampak pada kematian ibu dan bayi.
Kegiatan-kegiatan tersebut adalah: Riset Operasional mengenai Sister Hospital dalam kerangka Revolusi KIA NTT untuk meningkatkan kemampuan PONEK RS, dukungan terhadap PONED Puskesmas, pengembangan SDM KIA di NTT, sampai penyusunan manual rujukan kesehatan ibu dan anak. Kegiatan ini bekerjasama dengan Pemerintah Propinsi NTT, Kemenkes, dan AusAId dalam program AIPMNH. Kematian Ibu secara absolut di NTT menurun. Pada tahun 2010: 252, tahun 2011: 208, dan tahun 2012: 172. Jika angka absolut diubah menjadi rates, akan menjadi: 288 (tahun 2010), 222, dan 177(tahun 2011). Sumber data adalah: Laporan F1 – F8 Thn dan Laporan Indikator Antara Revolusi KIA NTT 2010-2012 Kab/Kota melalui Bidang Kesmas Dinkes NTT
Sejak tahun 2011 dilakukan kerjasama dengan pemerintah Propinsi DIY dan Kementerian Kesehatan untuk penurunan kematian ibu dengan menggunakan pendekatan surveilans-respon kematian ibu-bayi dan penyusunan manual rujukan. Kegiatan dilakukan karena data absolut menunjukkan peningkatan (tahun 2009: 36 kematian menjadi 56 di tahun 2011). Setelah hampir dua tahun DinKes Porpinsi dan Kabupaten/Kota melakukan kegiatan dengan penekanan pada surveilans kematian dan respon ketat, ada perubahan yang tercatat. Pada tahun 2012, kematian ibu jumlahnya 41, dan pada tahun 2013 (sampai bulan September) adalah 26. Sumber data: Dinas Kesehatan Propinsi DIY.
Pengembangan di Papua dilakukan bekerjasama dengan UNICEF untuk Perencanaan Berbasis Bukti dan USAID untuk peningkatan kinerja Puskesmas. Kegiatan ini masih berupa pengembangan input dan infrastruktur untuk kesehatan ibu dan anak melalui perencanaan dan prinsip peningkatan kinerja. Dimulai sejak tahun 2012. Kegiatan ini belum banyak dihubungkan dengan penurunan atau peningkatan kematian.
Lampiran 2: Konsultan Manajemen dan Tenaga Ahli KIA
Dibayangkan di sebuah kabupaten, tim konsultan ini melakukan kerjasama dengan pemerintah kabupaten setempat dengan kontrak multi-years. Janji atau target tim konsultan adalah dalam waktu 3 – 5 tahun dapat menurunan kematian ibu dan bayi melalui perubahan cara kerja program kesehatan ibu dan anak di kabupaten tersebut.
Tim ini mempunyai anggota yang multi disiplin, antara lain:
- Ahli manajemen pelayanan kesehatan
- Dokter Spesialis Obsgin atau dokter umum yang memahami masalah kebidanan dan kandungan, atau bidan;
- Dokter Spesialis Anak atau dokter umum yang memahami masalah kesehatan anak;
- Ahli epidemiologi;
- Promotor kesehatan.
Tim bekerja dengan klien pemerintah daerah dan berbagai pihak terkait di kabupaten, misalnya: tokoh-tokoh masyarakat, LSM-LSM, POGI setempat, IDAI setempat, IBI setempat, IDI setempat, dan berbagai kelompok masyarakat.
- Pengembangan Tim Konsultan Manajemen dan Ahli Teknis KIA di Propinsi dan Kabupaten. Apakah bertumpu di Perguruan Tinggi atau lembaga Swasta? Apabila berada di perguruan tinggi, siapa saja anggotanya dan bagaimana struktur dan proses kegiatannya?
- Proses Bekerja Tim Konsultan.
Pra-Kontrak:- Melakukan pendekatan ke Kementerian Kesehatan dan Pemerintah Propinsi dan Kabupaten mengenai perlunya tim konsultan manajemen dan ahli teknis KIA untuk menurunkan kematian ibu dan bayi
- Menyusun perjanjian kerjasama yang bersifat multi-year dengan pemerintah kabupaten dan proponsi dengan dukungan Kementerian Kesehatan.
Di dalam Kontrak: - Melakukan analisis kebijakan KIA di propinsi dan kabupaten yang bersangkutan
- Melakukan Perencanaan Berbasis Bukti dan menyusun Strategi Pengembangan dengan indicator kinerja Jumlah Kematian Absolut. Penurunan jumlah kematian absolut yang sebenarnya merupakan indicator keberhasilan Tim Konsultam.
- Penentuan Strategi Pengembangan dengan menggunakan pemetaan intervensi dari hulu ke hilir
- Melakukan Monitoring dan Evaluasi kebijakan, strategi dan program yang dijalankan. Pasca Kontrak
- Melakukan Monitoring kegiatan secara independen dan terus menerus.
- Sumber Pendanaan Tim Konsultan:
- APBN: Dana dekonsentrasi
- APBD: Tenaga ahli
- Sumber dana luar negeri
- Corporate Social Responsibility
- Dana pengabdian dan penelitian dari perguruan tinggi yang bersangkutan.