Cost-Effectiveness Analysis of Tobacco Control Strategies in Indonesia
Di Indonesia, merokok tembakau merupakan masalah kesehatan masyarakat yang signifikan yang terus meningkat, dengan prevalensi tertinggi di dunia. Sebuah studi dilakukan untuk menilai efektivitas biaya varenicline yang didanai pemerintah, larangan merokok di tempat umum, dan tambahan pajak tembakau 10% di Indonesia. Pemodelan Markov orang Indonesia berusia 15 hingga 84 tahun dilakukan, dengan simulasi tindak lanjut hingga usia 85 tahun. Data demografi, prevalensi merokok, dan kematian diambil dari Global Burden of Disease Study 2017. Data mengenai kemanjuran dan biaya dari 3 intervensi dikumpulkan dari sumber yang dipublikasikan. Biaya dan manfaat yang diperoleh lebih dari satu tahun didiskontokan sebesar 3% per tahun. Nilai tahun dari data penetapan biaya adalah tahun 2020.
Hasilnya, varenicline yang didanai pemerintah, larangan merokok di tempat umum, dan tambahan pajak tembakau 10% diperkirakan masing-masing akan menyelamatkan 5,5 juta, 1,6 juta, dan 1,7 juta tahun kehidupan (semuanya didiskon). Dalam hal tahun hidup yang disesuaikan dengan kualitas, 3 intervensi tembakau diperkirakan masing-masing memperoleh 11,9 juta, 3,47 juta, dan 3,78 juta dalam tahun hidup yang disesuaikan dengan kualitas. Penghematan biaya perawatan kesehatan terkait merokok masing-masing berjumlah US $313,8 miliar, US $97,5 miliar, dan US $106 miliar. Oleh karena itu, dari perspektif sistem kesehatan, ketiga intervensi tersebut hemat biaya (dominan). Di Indonesia, langkah-langkah pengendalian tembakau cenderung sangat hemat biaya dan bahkan menghemat biaya dari sudut pandang sistem perawatan kesehatan.