Lifestyle and Clinical Risk Factors in Relation with The Prevalence of Diabetes in The Indonesian Urban and Rural Populations
Sebuah studi dilakukan untuk mengetahui perbedaan antara penduduk perkotaan dan pedesaan di Indonesia dalam hubungan gaya hidup dan faktor klinis dengan prevalensi diabetes. Data dianalisis dari Survei Kesehatan Dasar Indonesia tahun 2018 pada responden tidak hamil berusia ≥15 tahun dengan data glukosa darah tersedia. Diagnosis diabetes didasarkan pada kombinasi diabetes yang diketahui, yaitu, riwayat diabetes sebelumnya atau penggunaan obat antidiabetes, dan diabetes yang tidak diketahui berdasarkan kriteria glukosa.
Hasilnya, penduduk perkotaan di Indonesia kurang aktif secara fisik, memiliki proporsi kecukupan buah dan sayur yang lebih rendah, dan memiliki jumlah penduduk dengan obesitas lebih tinggi dibandingkan penduduk pedesaan. Meskipun tidak ada perbedaan dalam total prevalensi diabetes antara kedua populasi (10,9% vs. 11,0%, untuk perkotaan dan pedesaan), prevalensi diabetes yang diketahui dua kali lebih tinggi di perkotaan dibandingkan di pedesaan (3,8% vs. 1,9%). Aktivitas fisik dikaitkan dengan risiko diabetes yang lebih rendah, terutama pada populasi perkotaan. Obesitas, hipertensi, dan dislipidemia merupakan faktor risiko prevalensi diabetes pada kedua populasi. Penduduk pedesaan di Indonesia menunjukkan gaya hidup dan profil klinis yang relatif lebih baik dibandingkan penduduk perkotaan. Namun, tidak ada perbedaan yang diamati antara kedua populasi dalam hubungannya pada faktor risiko dan diabetes. Perhatian khusus perlu diberikan pada tingginya prevalensi penyakit yang tidak terdiagnosis dan diabetes yang tidak diobati di Indonesia.