Pada 2011, laporan Institute of Medicine tentang teknologi informasi kesehatan (IT) dan keselamatan pasien menyoroti bahwa membangun kesehatan-IT untuk penggunaan yang lebih aman adalah tanggung jawab bersama antara para pemangku kepentingan utama termasuk: "vendor, penyedia perawatan, organisasi kesehatan, departemen kesehatan-IT, dan lembaga publik dan swasta ”. Penggunaan catatan kesehatan elektronik (EHRs) melibatkan semua pemangku kepentingan ini, tetapi mereka sering memiliki prioritas dan persyaratan yang saling bertentangan. 

Dalam artikel ini, kami membahas bagaimana pemangku kepentingan utama ini memiliki peran yang saling melengkapi dalam meningkatkan keselamatan EHR dan harus berbagi tanggung jawab untuk meningkatkan kondisi penggunaan EHR saat ini. Kami menggunakan contoh-contoh keselamatan dunia nyata dan menguraikan pendekatan tanggung jawab bersama yang komprehensif untuk membantu memandu pengembangan peraturan, peraturan, dan standar masa depan untuk kegunaan, interoperabilitas, dan keamanan EHR seperti yang diuraikan dalam Undang-Undang Penyembuhan Abad 21. Pendekatan ini jelas mendefinisikan tanggung jawab masing-masing pihak dan membantu menciptakan langkah-langkah yang tepat untuk sukses. 

selengkapnya 

Pada pertemuan Kaleidoskop kebijakan kesehatan kali ini akan membahas apa saja 'lakon' yang diperankan PKMK dalam membangun kebijakan kesehatan di Indonesia. Tentu hal ini menjadi penting dan menarik karena kalidoskop ini akan membantu PKMK dalam mengukur capaian apa saja yang diraih sepanjang 2018. Kegiatan ini akan membahas sejumlah poin diantaranya: pertama, apakah outlook yang disusun Januari 2018 tercapai? Kedua, update data kesehatan tahun 2018 dan analisis setelah berjalannya program JKN selama 5 tahun terakhir. Ketiga, paparan outlook tahun 2019.

Agenda diselenggarakan pada hari Kamis, 27 Desember 2018 di Ruang Common Room, Gedung Litbang FK-KMK UGM. simak materi paparan dan reportase pada link berikut

Selengkapnya

Di antara banyak pergeseran penekanan yang telah terbukti dalam kesehatan global selama kurang lebih 25 tahun terakhir, dua yang menonjol ialah: kekhawatiran terhadap orang miskin tertinggal di belakang yang lebih baik dalam kemajuan menuju tujuan global; dan kekhawatiran untuk melihat lebih jauh apakah orang mendapatkan layanan yang mereka butuhkan dengan keterjangkauan pengeluaran tidak langsung yang terkait dengan layanan ini.

Kekhawatiran atas keadilan kesehatan dan perlindungan keuangan tidak ada dalam Tujuan Pembangunan Milenium (MDGs), tetapi merupakan bagian integral dari Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Basis data Indikator Ekuitas dan Perlindungan Keuangan (HEFPI) 2018 Bank Dunia adalah sumber daya global baru untuk melacak kemajuan di kedua sisi. Basis data 2018 melanjutkan perluasan ini, termasuk lebih banyak indikator kesehatan, lebih banyak negara, dan lebih banyak tahun data. Data kesehatan terpilah menurut kuintil kekayaan dilaporkan dalam keempat set data.

Jurnal ini dipublikasikan pada 22 Oktober 2018 di The Lancet.

Selengkapnya

Launching The Lancet Paper “Universal health coverage in Indonesia: concept, progress, and challenges” telah diselenggarakan di Jakarta pada Kamis (20/12/2018). Paper ini disusun oleh sejumlah peneliti Indonesia yang berfokus pada kemajuan dan tantangan pencapaian Universal Health Coverage (UHC) di Indonesia. Penulis utama paper ini menggarisbawahi pelaksanaan UHC - JKN membutuhkan roadmap yang terencana dengan strategis melalui kebijakan atau program yang customizes, adaptif dan fleksibel. Simak selengkapnya pada link berikut

selengkapnya

Laporan ini merupakan hasil penelitian yang dilakukan tim dari FK – KMK UGM dan OPD Kabupaten Kulon Progo pada Desember 2018. Studi ini menggunakan metode deskriptif berbasis data sekunder yang diambil dari organisasi perangkat daerah kesehatan di Kulon Progo. Data diolah menggunakan analisis cross tabulasi dengan trend. Hasil yang diperoleh cukup menarik, yaitu hanya ada 1 puskesmas yang mencapai target kunjungan, pendataan belum merata di seluruh kecamatan, dan 7 indikator sehat tercapai dengan baik.

Studi ini dilakukan pada Oktober – Desember 2018. Harapannya, hasil monitoring ini dapat digunakan untuk memantau program PIS – PK yang dilakukan, serta mengidentifikasi hambatan yang ditemui serta rekomendasi yang diperlukan. Simak laporan selengkapnya pada link berikut

klik disini

Banyak negara menerapkan reformasi untuk membangun Universal Health Coverage (UHC). Salah satu contohnya adalah skema kesehatan nasional Indonesia yakni JKN yang dirancang untuk menyediakan layanan kesehatan bagi seluruh penduduknya sebesar 255 juta pada akhir 2019. Jika berhasil, JKN akan menjadi sistem pembayar tunggal terbesar di dunia. Meskipun Indonesia telah membuat kemajuan yang stabil, sekitar sepertiga penduduknya tetap tanpa perlindungan dan pembayaran uang saku untuk kesehatan tersebar luas bahkan di kalangan anggota JKN.

Sebuah studi menggambarkan evaluasi dampak ekuitas dari serangkaian reformasi UHC melalui JKN di Indonesia. Artikel ini ditulis oleh Virgina Wiseman, Hasbullah Thabrany, Augustine Asante, Manon Haemmerli, Soewarta Kosen, Lucy Gilson, Anne Mills, Andrew Hayen, Viroj Tangcharoensathien dan Walaiporn Patcharanarumol yang dipublikasikan pada September 2018 di International Journal for Equity in Health.

Selengkapnya

India dan Indonesia adalah dua negara berkembang di Asia. Keduanya sedang mengalami berbagai transisi termasuk antara lain beban ganda penyakit menular masih menjadi masalah dan penyakit tidak menular yang mulai meningkat. Sistem layanan kesehatan kedua negara menghadapi tantangan yang hampir sama pada tingkat perkembangan ekonomi yang hampir sama pula dengan perbedaan regional sama-sama bervariasi.

Sebuah artikel meninjau dan membandingkan sistem kesehatan India dan Indonesia dalam rangka memahami kegiatan penguatan sistem kesehatan yang diadopsi oleh kedua negara ini. Artikel ini ditulis oleh Shikha Gill dan dipublikasikan pada 2018 di Journal of Health Policy and Management.

Selengkapnya

Asia Pacific Observatory on Health Systems and Policies (APO) merilis sebuah buku studi banding dan tantangan baru dari sistem kesehatan Asia untuk mengembangkan sistem kesehatan yang tangguh dan berpusat pada masyarakat. Terlepas dari beragamnya negara Asia dan sistem kesehatan mereka, buku ini mencakup ancaman dan peluang secara umum. Buku ini menilai kinerja sistem kesehatan dengan tiga elemen yang berpusat pada masyarakat, ketahanan sistem dan kualitas.

Terdiri dari empat bab lintas negara yang berfokus pada pemerintahan regional, penyakit tidak menular, penyakit menular dan kesehatan planet diikuti oleh ringkasan sistem kesehatan dari tujuh negara di Asia: Kamboja, Indonesia, Jepang, Singapura, Sri Lanka, Thailand dan Filipina. Chapter 6: Indonesia menyajikan beberapa hal yaitu health status and risk factors, the health system, performances of health systems dan kesimpulan. Penulis chapter 6 ialah peneliti dari FK-KMK UGM, yaitu  Laksono Trisnantoro, Yodi Mahendradhata dan Tiara Marthias. Chapter ini dapat disimak pada halaman 232 - 255 buku ini.

Selengkapnya   download

Ponsel pintar menjadi alat komunikasi utama dalam pengaturan perawatan kesehatan. Penelitian sebelumnya membutuhkan penggunaan ponsel pintar untuk meningkatkan komunikasi klinis. Namun kepraktisan penggunaan sangat penting untuk smartphone agar bermanfaat dalam pengaturan klinis. Sejauh ini, penerapan smartphone untuk komunikasi klinis rutin belum diteliti. Penelitian deskriptif ini bertujuan untuk menyelidiki penerapan smartphone klinis untuk komunikasi klinis rutin.

Dalam tulisan ini, kami melaporkan studi survei yang diberikan kepada penyedia dengan pengalaman menggunakan smartphone klinis selama satu tahun. Survei mengukur persepsi penyedia menggunakan ponsel cerdas untuk komunikasi sehari-hari.

Selengkapnya

Pertumbuhan media sosial menghadirkan peluang bagi kesehatan masyarakat untuk meningkatkan pengaruhnya dan berdampak pada determinan sosial dari keadilan kesehatan dan kesehatan. Pusat Kolaborasi Nasional untuk Penentu Kesehatan di St. Francis Xavier University melakukan survei selama paruh pertama pada 2016 untuk menilai bagaimana kesehatan masyarakat menggunakan media sosial untuk penerjemahan pengetahuan, membangun hubungan, dan peran kesehatan masyarakat yang spesifik untuk meningkatkan kesetaraan kesehatan.

Responden melaporkan bahwa media sosial memiliki peran penting dalam kesehatan masyarakat. Penyerapan media sosial, meskipun relatif tinggi untuk penggunaan pribadi, kurang mampu hadir dalam pengaturan profesional dan bervariasi untuk berbagai platform. Lebih dari 20 persen dari mereka yang terlibat dalam survei menggunakan Twitter atau Facebook setidaknya setiap minggu untuk pertukaran pengetahuan. Jumlah yang lebih sedikit menggunakan media sosial untuk tindakan kesetaraan kesehatan tertentu. Peluang untuk meningkatkan penggunaan media sosial dalam kesehatan masyarakat tetap ada. Peningkatan kapasitas dan kebijakan organisasi yang mendukung penggunaan media sosial dapat membantu mencapai hal ini.

Selengkapnya